Dari Tsukiji sampai Odaiba

Tidak dipungkiri lagi kalau kalian berkunjung ke Jepang, kalian harus banget cobain Sushi yang dibuat sama orang Jepangnya langsung. Kita bertiga kebetulan sushi lover jadi makan sushi di Jepang merupakan suatu keharusan.

Untuk mencoba sashimi yang benar-benar fresh dari Jepang, kami pun memutuskan untuk ke Tsukiji Fish Market. Tempat ini bisa disebut juga dengan pasar yang menjual ikan, hidangan laut lainnya, sayur, maupun buah-buahan. Letaknya di pusat Tokyo. Faktanya, Tsukiji terkenal sebagai the world’s largest fish market lho.

Walaupun Tsukiji digolongkan sebagai pasar, tetapi tenang aja, pasarnya itu tetap bersih dan tidak becek. Sebaliknya, banyak banget pemandangan menarik untuk dieksplor dimana kita bisa lihat aktivitas sehari-hari dari para pedagang, pembeli, dan para pengunjung disana. Sangat disarankan untuk pergi sepagi mungkin ke Tsukiji karena this busy market sudah buka sejak jam 5 pagi. Kalau kesiangan, nanti keburu dagangannya pada habis.

Jangan lupa kosongkan juga perut kalian karena di Tsukiji banyak banget restoran sushi, sampai kalian bingung milih yang mana. Ada yang affordable ada juga yang mahal.

Saat kita sampai di Tsukiji, cuacanya sedang hujan, lumayan rada deras. Namun, kecintaan kita pada sushi mengalahkan derasnya rintik hujan dan kami pun tetap kesana. Sesampai di sana, kita langsung beli mochi strawberry yang super cantik. Sayang, kita ga sempet ambil fotonya karena saat itu ribet mau keluarin kamera. Mochi Strawberry dengan filling kacang merah is a must buy snack karena enak dan so Japan-things.

Lalu, kita muter-muter di pasarnya, menikmati hiruk pikuknya pasar. Ada yang jualan ikan dan hidangan laut yang super segar, lalu banyak juga toko-toko pinggiran jual hidangan laut gitu, kayak sushi sashimi bowl gitu.

Di sana kami pun mengunjungi kedai sushi “Tsukijiya“. Hal yang membuat kami terdorong masuk kesana adalah si penjual yang ngajak-ngajakkin masuknya seorang kakek-kakek yang masih semangat banget dan super ramah. Awalnya dia menyapa kita dengan bahasa mandarin karena muka kami yang terlihat kecinaannya, cuman kami bilang kami dari Indonesia. Terus dia langsung menjawab “Oh selamat datang.” Hahaha terkejut banget dia ternyata bisa tau bahasa Indonesia walaupun gua yakin cuman satu phrase itu doang. Lalu, kita melihat ada paket sushi yang sedang promo. Akhirnya kami memutuskan untuk makan disitu

Kita pesen dong paket sushi yang menarik kalau ga salah harganya sekitar 2000 Yen gitu. Pikirnya kan untuk bertiga yah. Ternyata kalau di Jepang itu, budayanya makan di restoran adalah satu orang harus pesen satu makanan. Jadi karena kita ada tiga, dia berharap kita pesen tiga makanan juga. Nah, rada panik panik sedap juga sih jujur pas mengetahui harus pesen tiga. Akhirnya, kita pesen salmon untuk ramein aja. How was the sushi? Salmonnya sih perfect ya, enak dan super seger gitu. Cuman, sushi yang toppingnya sea urchin di atasnya agak ‘meh’ karena itu literally amisnya engga enak. But the rest is so yum.

Selain itu, ketika mampir di Tsukiji, kalian juga harus banget cobain yang namanya sweet tamago, telor yang rasanya manis gitu. Hanya 100 yen satunya dan enakk gaes. Antriannya kemarin lumayan rame gituu. Lalu disampingnya dikasih tumbukkan bawang putih jadi bisa dicocol gitu. Huhuhu enak #terharu

Look at our happy faces when we get our tamagoo hehehehehe. Hidup telor!

Kapan lagi ya ke pasar rasanya menyenangkan dan semenarik ini. Kalau kayak gini, gua gapapa deh disuruh emak belanja ke pasar terus tiap pagi.

Dari Tsukiji, kita langsung tancap ke Asakusa. 
Cuaca hari ini tuh emang ga banget karena hujan terus. Jadi susah banget juga buat hunting foto karena tangan harus sibuk megang payung hmmm. Tapi kami tetap menerjang terjang….hujannya

Sesampai di Asakusa yang pertama kita lihat adalah Kaminarimon (Kaminari Gate). Ini adalah simbol dari Asakusa. Jadi harus banget kalian foto di gerbang ini

Lalu, melewati gerbang ini, kalian akan berpapasan dengan Sensoji Temple, temple yang paling terkenal dan populer di Jepang. Kalian bisa berdoa di sana, sayangnya kita ga masuk ke main hall dari templenya. Sedikit ada rasa penyesalan kenapa ya waktu itu ga masuk. Kayaknya waktu itu udah pada sibuk ngurusin hujann yang semakin deras.

Ada kebiasaan dari para pengunjung kuil yang cukup menarik gua liat, yaitu mereka ngibas-ngibasin asap dari kuil ituu (seperti foto diatas) ke muka mereka. I don’t know tujuannya apa tapi sependengaran gua itu untuk membawa berkah gitu yah *mohon benarkan apabila ku salah* Lalu, seperti yang pada umumnya ada di kuil Jepang, ada yang bisa narik kertas ramalan gitu, bad luck or good luck. Kalau kalian dapat yang ramalan kurang beruntung, kalian akan diminta untuk menggantungkan kertas itu di tempat yang disediakan, berharap kesialan itu tidak menimpa. Dari pada nanti gua bawaannya suudzon kalau dapet yang bad luck, gua memutuskan untuk tidak mencoba peruntungan itu

Oh ya dari Kaminarimon ke Sensoji Temple, kalian akan melewati Nakamise Shopping Street dulu yang penuh dengan tempat jualan souvenir dan makanan. Seperti biasa, kalau soal makanan, kami ga pernah ketinggalan. Ada snack Jepang bentuk ikan gitu yang dalemnya kacang merah, harganya 250 yen tapi dapet 6 biji-an gitu kalo ga salah. So affodarble dan taste kind of like mini dorayaki

Dari Asakusa, kalian bisa langsung sekalian mengunjungi Tokyo Sky Tree. Dengan berjalan sekitar 15 menit, sampai deh di Tokyo Sky Tree dan Solamachi. Jadi Solamachi dan Tokyo Sky Tree kayak sebelahan gitu. Kita ke Solamachinya sih, itu semacam mall. Di sana, we’re having our lunch, yaitu Okonomiyaki!

Kita pesen dua okonomiyaki, untuk berempat. Loh kok berempat? soalnya waktu itu ada Jane. Jane ini kebetulan banget temen kita bertiga. Kalau gua ketemu Jane di Sanur, Joe ketemu di Gandhi School, dan Gabby ketemu di tempat les. So cute that we can bumped into same person. Okonomiyakinya tasted good. Bumbunya mantepp, juicy-juicy gimana gitu dan ini cukup banget porsinya buat berempat.

Lalu, kita juga coba green tea ice cream yang direkomendasikan oleh Jane, yaitu Macha Gion Tsujiri. Wah ini gila sih eskrim matchanya, berasa banget weh matchanya. Super legit and must try!

Nahh ini dia nih, highlight dari hari ketiga kita di Jepang yaitu O-DA-I-BA, Odaiba. Ini letaknya di pinggir laut gitu, jadi emang uniknya kita bisa liat pemandangan lautnya yang super indah. Untuk kesana juga perjuangan ya karena dia ada kereta sendiri gitu (bukan JR), yaitu Yurikamome. Jadi, itu additional charge lagi naik begituan karena tiketnya juga ga murah. Cuman, actually Odaiba super baguss dan disarankan mungkin bisa spend satu hari disana eksplor banyak

Tapi Odaiba itu berkesan banget buat kita. Kenapa? Karena…. UDARANYA SUPER DINGIN. Gila guys itu beneran ga ada yang ngalahin dari segala tempat yang gua kunjungi di Jepang selama 10 hari itu yang terdingin. Gigi tuh sampai gemeletukkan gitu saking dinginnyaa. Parahnya lagi, dia deket laut, makanya anginnya super gede. That’s why, kenapa dinginnya gila. Baru keluar dari stasiunnya, anginnya udah langsung nyamber *woosh*
Langsung kita beli minuman hangat di vending machine buat hangetin tangan. Tapi ga guna, karena begitu dipegang for like 10 minutes, udah dingin lagii karena udara di luar juga dingin #hahahaha #matik

Yang paling terkenal di Odaiba adalah pemandangan Rainbow Bridgenya, yang actually bisa kita lewatin juga dengan jalan kaki atau bersepeda. Kalau datengnya siang mungkin iya yah, kalau malem malem gitu sih cari masalah namanya kalau mau jalan kaki.

Lalu disana juga ada patung Liberty, jadi serasa berada di New York dalam sekejap lah yaa. Super funn banget disana banyak yang menarik dieksplor kayak ke Aqua city atau ke Toyota Museumnya. Aaa banyak dehh pokoknya, cuman sayang banget kita ga bisa eksplor banyak di sini karena sudah malam dan udaranya itu lohh yaowoh, sampe gua perlu keluarin kupluk dan scarf (udah kayak oma oma). Jagoannya lagi lagi, masih ada cewe Jepang yang lagi nge-date sama cowonya, terus pake roknya pendek gitu. Ya Tuhan ituu fix saraf kulitnya udah pada mati, ga bisa ngerasain dingin. Mana kakinya sumpit gitu juga kan, ga ada lapisan lemaknya

Oh ya, kita juga sempet-sempetin ke Gundam Statuenya yang super terkenal. Jadi kemarin patung Gundam sebelumnya lagi dire-install sama yang baru, katanya yang tipe unicorn ya. Hmm idk lah ga ikutin Gundam gitu. Cuman super besarrr dan gua excited liatnya ahahaha. Terus kita foto deh dengan gundamnya. Dramanya Odaiba mulai disini ketika ada seorang oppa Korea yang melihat kita sedang foto bertiga dengan bantuan selfie stick dan lampu hape supaya muka keliatan. Mungkin si oppa liatnya kita kesusahan gitu ya. Terus dia menawarkan diri untuk bantuin pegangin flashlight dari hape kita gitu. Dengan bantuan oppa, our photo turns out good. Muka kita kelihatan, gundamnya juga kelihatan. Kita pun gomawo-gomawo-an sama si oppa karena udah bantuin

Selesai itu, kita ke Gundam Shop deket situ juga karena Gabby mau liat gundamnya. Gua juga penasaran mau liat storenya. Eh, ketemu si Oppa lagi. Akhirnya si oppa pun nyapa lagi dan ngajak kita ngobrol. Ngakak bangett bener-bener. Udah nih di store udah kelar ketemunya. Eh pas kita lagi foto2 sama Gundam mini di luar store, ketemu si Oppa lagi hahaha yaudah deh si Oppa ngajak untuk foto bersama dengan dalih “Ingin berfoto bersama Indonesia chingu” Udah jadi chingu gua sama si Oppa. Selesai foto bersama, si Oppa minta salah satu contact dari kita untuk dikirimin foto yang tadi. Dia liatin kita bertiga gitu. Gua dan Joe sontak langsung liat ke arah Gabby, kasih sinyal yang menandakan “Gab, kasih email lu. Lu punya aje” HAHAHA Gabby paham pesan di sorot mata kita, akhinrya di pasrah dan kasih emailnya ke Yeong So Oppa *Baru inget namanya wkwk*

Eh bener loh… malemnya dikirim foto kitaaa ke email Gabby dan dia menuliskan “I want to go to Indonesia to meet you” DUHHHHH, andai nyari pacar semudah ini KWKWWK. Sayang Yeong So Oppa tidak seganteng Jongsuk Oppa. Kita pun ketawa-ketawa setelah insiden itu dan kalau diinget lagi, gua emang selalu ngakak pas part ini. Setelah itu, kita pun kembali ke tempat penginapan. Di perjalanan menuju stasiun, tetiba hujan super deras dan parahnya lagi anginnya gede banget. Gua sampe takut taifun asli karena besar banget anginnya rasanya pengen terbang. That’s why, kedinginan yang hakiki di Odaiba membuat Odaiba jadi tolak ukur dingin kita. Odaiba level 9, Odaiba level 10.. hahahaha (inside jokes)

Jarang Jalan Jalan

Published by Catherine Kho

Still figuring out what I'm gonna do for my life

Leave a comment